Pertemuan Musa AS dan Khidr AS

 

Pertemuan Musa AS dan Khidr As

 

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Nabi  Musa  as.  dinisbatkan  kepada  keturunan  Nabi  yang  dilahirkan  dari  Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Musa as dilahirkan dari keturunan Lawi bin  Ya'gub.  Maka  nama  aslinya  adalah  Musa  as  bin  Imran.  Sedangkan  ibunya bernama Yuhib, dan ada sebagian yang menyebutkan Bakhitah binti Syamwil bin Barkiya bin Yaqsan bin Ibrahim. Sedangkan istri Musa as bernama Shafura binti Yatrun. Sebagian pakar sejarah dan ulama mengatakan bahwa istri Musa as adalah putri Nabi Syua'ib. Sementara sebagian yang lain menyanggah pendapat itu.

Nama  Khidir  sendiri  berasal  dari  kata khadr yang  berarti  Hijau. Pendapat  lain  menyebutkan  bahwa  nama  Nabi  Khidir  adalah  Balya  bin  Malkan bin  Faligh  'Abir  bin  Salikh  bin Arfakhsad  bin Sam  bin  Nuh.  Asal  usul  nama  ini berasal dari pendapat Ibnu Abbas. Menurut Ibn Ishak, beliau adalah anak dari Al-'Ish  bin  Ishak  Ibrahim  al-Khalil.  kemudian  Ibunya  bernama  Alha.

Kisah ini berawal dari Nabi Musa yang merasa bahwa dirinyalah yang paling pintar. Diceritakan pada saat Nabi Musa bertausiyah kepada masyarakat, terdapat seseorang yang mengacungkan tangan kepadanya seraya bertanya “Apakah ada seseorang yang lepih pintar didunia ini selain dirinya” lalu nabi tersontak kaget sehingga menjawabnya dengan spontan bahwa tidak ada orang lain yang lebih pintar melebihi dia. Maka turunlah wahyu Allah kepada Nabi Musa sebagai peringatan akan kesombongannya yaitu QS. AlKahfi ayat 60-82.

Pada kisah tersebut diceritakan Nabi Musa yang diperintah oleh Allah untuk menemui seorang hamba yang diutus-Nya ditempat pertemuan dua laut. Dalam perjalanan tersebut nabi Musa ditemani oleh seorang pemuda, yang mana dalam perjalanan keduanya merasa letih sehingga mencari tempat untuk beristirahat sejenak, saat beristirahat Nabi Musa menanyakan kepada pemuda itu akan ikan yang dibawanya tadi sebagai bekal di perjalanan, namun pemuda itu lupa mengatakan kepada Nabi Musa bahwa ikan yang mereka bawa telah hilang diperjalanan, pemuda tersebut mengatakan bahwa tiada lain yang membuatnya lupa kecuali setan. Nabi musa beserta pemuda yang menemaninya melanjutkan perjalanan mereka hingga sampai di tempat tujuan, dan ditempat itulah keduanya bertemu dengan seorang hamba Allah bernama Khidir yang telah dipilih untuk diberikan rahmat serta anugerah berupa ilmu yang tidak semua orang bisa memilikinya.

Musa berkata kepada Khidr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepdamu?”Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali- kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal iyu?” Musa berkata: “Insya Allah kamu akan mendapatiku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam satu urusanpun.”  Dia berkata: “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri yang menerangkannya kepadamu.”

Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidr melubanginya. Musa berkata: “Mengapa kamu melubangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?” Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar. Dia (Khidr) berkata: “Bukankah aku sudah berkata: “Sesungguhnya kamu sekali- kali tidak akan sabar Bersama denganku. “ Musa berkata: “Janganlah kamu membebaniku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. Maka berjalanlah keduanya hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang, maka Khidr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih?” Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang munkar.” Khidr berkata: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?” Musa berkata: “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu  memperbolehkan aku menyertaimu.

Maka keduanya berjalan, hingga tatkala sampailah keduanya pada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri tidak mau menjamu mereka, kemudia keduanya mendapati dinding rumah yang hamper roboh, maka Khidr menegakkan dinding itu. Musa berkata: “Jikalau kamu mau, niscaya kamu bisa mengambil upah untuk itu.” Khidr berkata: “Inilah perpisahan antara kita berdua. Kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan- perbuatan yang kamu tidak bisa sabar terhadapnya.

 Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut. Aku merusakkan bahtera itu karena dihadapan mereka ada seorang raja yang suka merampas tiap bahtera. Adapun pemuda itu kedua orang tuanya adalah orang mukmin. Dan kami khawatir bahwa ia akan mendorong kedua orang tuanya pada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki supaya Tuhan menggantinya dengan anak lain yang lebih suci dan saying kepada kedua orangtuanya. Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua., sedang ayahnya adalah orang yang Sholeh, maka Tuhanmu menghendaki agar sampai mereka kepada kedewasaaanya dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai Rahmat dari Tuhanmu dan bukanlah aku melakukan semuanya menurut kemauanku sendiri. Itulah tujuan perbuatan- perbuatan yang membuatmu tidak sabar. (Kisah Nabi Musa dan Khidir yang termaktub dalam Alquran surat Al-Kahfi ayat 60-82)

Alhamdulillahirobbil Alamin

wallahu A'lam bishawab

Innalillahi wainnailaihi Rojiun

Assalamu'alaikum wr. wb

 

Referensi:

https://id.scribd.com/document/611247830/Kisah-Nabi-Musa-Dan-Nabi-Khidir

 

No comments:

Powered by Blogger.