Cinta Dunia

 

Cinta Dunia (Hub ad-Dunya)



Hubb ad-Dunya berasal dari bahasa Arab, berarti cinta dunia, yakni menganggap harta benda merupakan segalanya. Atau bisa dikatakan bahwa dunia merupakan prioritas pertama dalam kehidupan.   Cinta dunia merupakan penyakit hati yang merambah ke dalam kehidupan manusia, bahkan bisa sampai akut.

Cinta dunia seringkali melemahkan dan membutakan. Bukankah kekalahan di perang Uhud juga karena disebabkan oleh kecintaan terhadap dunia?

Bukankah mereka meninggalkan bukit yang disuruh untuk dijaga oleh Nabi setelah melihat harta rampasan perang yang berada di depan mata? Bukankah akhirnya mereka ditegur dalam Alquran, "Di antara kalian ada yang menginginkan dunia dan di antara kalian ada yang menginginkan akhirat."

Cinta dunia pangkal segala kejahatan. Karena dunia orang saling bermusuhan. Karena dunia, mereka memfitnah dan mendzalimi saudara. Karena dunia, mereka tega menyiksa dan menghabisi nyawa. Karena dunia mereka menjual suara. Karena dunia, mereka rela membungkuk-bungkuk menghinakan diri tidak memiliki wibawa. Karena dunia, mereka tak berani berbicara. Bahkan kondisi ini terjadi disaat umat muslim sebagai umat dengan jumlah mayoritas di dunia.

Rasulullah Saw bersabda,

“Akan datang suatu masa umat lain akan memperebutkan kamu ibarat orang-orang lapar memperebutkan makanan dalam hidangan. Sahabat bertanya, “Apakah lantaran pada waktu itu jumlah kami hanya sedikit ya Rasulullah?”.   Dijawab oleh beliau, “Bukan, bahkan sesungguhnya jumlah kamu pada waktu itu banyak, tetapi kualitas kamu ibarat buih yang terapung-apung di atas laut, dan dalam jiwamu tertanam kelemahan jiwa”.   Sahabat bertanya kembali, “Apa yang di maksud kelemahan jiwa, ya Rasulullah?”   Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati!”. (HR. Abu Daud).

 

Pada prakteknya, mungkin seringkali kita berfikir, di setiap apa yang kita kerjakan lalu memperoleh hasil dengan sempurna, membuat kita puas akan hasil tersebut, dan berbangga diri bahwa kita mampu untuk meraih hal tersebut dan tanpa sadar menyombongkan diri. Sombong tidak selalu dengan apa yang terucap kepada orang lain, terkadang dengan rasa bangga dalam hati menjadi kesombongan besar di mata Allah yang tidak kita sadari. Maka sebenarnya tidak melakukan apa-apa, hasil yang dicapai oleh kita sebenarnya tidak akan ada tanpa seizin Allah SWT. Karena pada hakikatnya segala yang terjadi di atas muka bumi ini adalah skenario dari yang maha kuasa, Allah SWT, Tuhan semesta Alam.

 

Allâh SWT berfirman:

 

إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

 

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya adzab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir. [Yûnus/10:24]

 

 

Referensi :

https://almanhaj.or.id/5858-cinta-dunia-merupakan-sumber-dari-kesalahan-dan-kerusakan-agama.html

  
Sumber: https://lampung.nu.or.id/opini/waspada-bahaya-cinta-dunia-I2UOh



No comments:

Powered by Blogger.