Menikmati Kejadian Buruk

MENIKMATI KEJADIAN BURUK



Nikmat secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang di berikan Allah berupa kebaikan. Allah menciptakan manusia dengan fitrah yang cenderung pada kebaikan. Sebagai konsekwensinya, hal-hal yang tidak bersesuaian dengan keinginan, harapan, dan tujuan hidup, membawa kesedihan, ketidakbahagiaan bagi manusia, kerap sekali tidak disukai bahkan dibenci, sebaliknya kejadian yang memberikan rasa suka cita selalu dianggap baik. 
Kecenderungan manusia yang hanya memilih salah satu tentunya bertolak belakang dengan segala sesuatu yang Allah ciptakan dalam keadaan berpasangan. 
Apakah Allah keliru,  menjadikan sesuatu berpasangan itu tanpa memiliki alasan dan hikmah?
Pernahkah kita membayangkan ketika semua nikmat yang mengarah pada kebaikan itu akan berakhir dengan keputusasaan?
Mengapa kita tidak bisa/ sulit menikmati kejadian buruk?

Nikmat Allah SWT sangatlah luas tidak hanya terbatas pada rezeki berupa hal yang dianggap baik secara umum. Bahkan ujian, cobaan, musibah juga termasuk di dalam nikmat Tuhan. Tapi karena manusia tak luput dari prasangka sehingga dengan cepat menganggap sesuatu itu buruk adanya. Padahal sesuatu yang dianggap buruk bisa jadi adalah baik baginya begitu pula sebaliknya.
Ingat pesan Rasulullah SAW:

Jika Tuhan menyayangi hambanya, maka siksaannya didatangkan lebih awal didunia supaya diakherat nanti lunas. Jika Tuhan tidak menyukai hambanya, Dia menunda siksaan Nya di akhirat yang amat pedih.

Maka seandainya orang memahami hikmah dibalik setiap musibah yang kita anggap sebagai kejadian buruk, mungkin akan banyak yang berdoa, “Ya Allah anugerahilah aku dengan musibah”
Nikat dan musibah pada hakikatnya adalah sama sebagai ketentuan (Qadar) Allah SWT. Maka 
ketika ketika kita ridha dan menikmati akan cobaan yang kita alami, maka Allah juga akan ridha dan sebaliknya. 

إنني اناالله لا اله الا انا من لم يصبر على بلائى ولم يشكر لنعمائى ولم يرضى بقضائى فليخرج من تحت سمائى وليطلب ربا سواي
Artinya:
Sesungguhnya Aku ini Allah, tiada Tuhan selain Aku. Barangsiapa yang tidak bersabar atas cobaan-Ku, tidak bersyukur atas segala nikmat-Ku serta tidak rela terhadap keputusan-Ku, maka hendaklah ia keluar dari kolong langit dan cari Tuhan selain Aku”.

Kesimpulan:
1. Manusia cenderung memilih salah satu, padahal Allah cenderung menjadikan sesuatu berpasangan
2. Cobaan, ujian, musibah bagian dari nikmat Allah SWT. Sesuatu yang dianggap buruk bisa jadi hal terbaik dan sebaliknya. Maka nikmatilah dengan rasa syukur dan sabar

No comments:

Powered by Blogger.